Ulasan Buku: 'The Last Dream,' cerita pendek yang tersebar dengan benih film Pedro Almodovar

Biji-biji karya sinematik terakhir pembuat film Spanyol Pedro Almodóvar tersebar di seluruh halaman 'The Last Dream,' kumpulan tulisan pendek yang baru saja diterbitkan.

Cerita dan esai-esai tersebut dikumpulkan oleh asisten lama Almodóvar, termasuk banyak potongan yang katanya sudah dia lupakan sejak lama. Satu di antaranya, berjudul 'The Life and Death of Miguel,' berasal dari lebih dari setengah abad yang lalu, pada saat setelah ia lulus dari sekolah menengah.

Penulis naskah dan sutradara film ikonik seperti 'Volver,' 'Everything About My Mother,' dan hit besar 'Women on the Verge of a Nervous Breakdown,' menulis bahwa membaca kembali potongan-potongan pendek ini memberinya wawasan baru tentang dirinya dan karyanya.

'Segalanya ada di dalam buku ini,' tulis Almodóvar. 'Dalamnya, saya menemukan bahwa, ketika saya pertama kali tiba di Madrid pada awal tahun tujuh puluhan, saya sudah menjadi orang yang akan saya jadikan.'

Ia mengatakan cerita "The Visit" telah diubah pada tahun 2004 menjadi "Bad Education," sebuah film drama Spanyol yang ia tulis dan sutradarai tentang seorang wanita transgender yang disiksa secara seksual oleh seorang imam di sebuah sekolah asrama Katolik Roma.

Dalam 'The Visit,' Almodóvar, seorang pria gay yang terdidik di sebuah sekolah Katolik di Spanyol provinsi, menulis tentang seorang siswa yang dipaksa meraba satu imam, dan kemudian menggambarkan seorang imam lain yang mendengarkan pengakuan berpakaian sebagai wanita.

Juga ada penghormatan kepada teman dan inspirasinya, Chavela Vargas, seorang penyanyi asal Kosta Rika yang dicintai di negara asuhnya, Meksiko, serta di Spanyol, karena interpretasinya terhadap musik ranchera tradisional dari sudut pandang maskulin.

Tetapi bagian utama, yang menjadi bintang dari kumpulan ini, adalah cerita tentang ibu tercinta Almodóvar, kehidupan dan kematiannya, kebiasaannya menciptakan detail-detail bahagia dalam surat-surat keluarga yang dibacanya sebagai bantuan kepada tetangga yang buta huruf yang mencarikan bantuan.

'Ibu saya akan mengisi celah-celah dalam surat-surat itu, memberitahu tetangga apa yang mereka ingin dengar, seringkali hal-hal yang mungkin penulis lupa namun dengan senang hati akan menandatangani namanya,' tulisnya.

Sebagai tanda kenangan Almodóvar ketika menciptakan film-film transgresif, kadang misterius.

'Penciptaan ini merupakan pelajaran penting bagi saya,' tulis Almodóvar. 'Mereka menyoroti perbedaan antara fiksi dan realitas, dan bagaimana realitas membutuhkan fiksi agar lebih lengkap, lebih menyenangkan, lebih dapat diterima.'